Sewajarnya suami akan cemburu bila istrinya digoda pria lain. Tapi tidak demikian si Hel (29) warga Sempadian kecamatan Tekarang kabupaten Sambas Kalbar. Ia justru menyerahkan Bunga (22) nama samaran istrinya kepada 8 laki laki lain untuk menggilirnya.
Sungguh malang nasib Bunga, wanita bisu alias tuna wicara menjadi istri Hel. Bukannya dilindungi tapi malah menerima kekerasan seksual beruntun di Pantai Jawai, Jumat (11/6/2010) lalu. Dan lebih gilanya lagi, kejadian itu disaksikan langsung oleh suami sendiri.
Kapolres Sambas AKBP Winarto, melalui Kapolsek Jawai Ipda Tasiar menjelaskan, Bunga mendapat perlakuan bejat tersebut selama dua jam pada Jumat malam. "Dia (Bunga) dijemput suaminya sekitar pukul 20.00 untuk dibawa jalan-jalan. Sekitar pukul 22.00, korban pulang menangis di depan orangtuanya," kata Kapolsek Jawai, Ipda Tasiar.
Diketahui bahwa, keduanya baru menikah sekitar delapan bulan. Kapolsek menerangkan, Bunga tinggal bersama orangtua, di Desa Sentebang, Jawai. Sementara suaminya, Hel, tinggal di Sempadian, Tekarang.
Kepada sang ayah, lanjut Kapolsek, Bunga sesenggukan mengisahkan kejadian pilu tersebut dengan bahasa isyarat. Tak pelak, keluarga Bunga sangat murka. Hingga berita ini diturunkan, polisi masih memburu Hel suami korban.
"Dia menceritakan dengan isyarat. Setelah meladeni Hel di Pantai, korban digilir oleh delapan orang teman suaminya yang lain," tukas Kapolsek Jawai. Tak terbayangkan tangis wanita bisu tersebut, tenggelam bersama desir ombak Pantai Jawai, saat kedua tangan dan kakinya diregang beramai-ramai, dan suaminya Hel, hanya menonton.
"Suaminya itu, hanya sebulan sekali datang ke rumah istrinya. Sekalipun tak pernah memberikan uang, bahkan hanya makan-minum di rumah mertuanya," tutur Tasiar. Dari hasil visum terhadap korban Bunga, didapatkan pendarahan pada alat genital, serta memar di sekitar alat keintiman tersebut.(Tribun Pontianak/Dasa Novi Gultom)
sumber : http://roabaca.com/forum/index.php/topic,36619.0.html
Sungguh malang nasib Bunga, wanita bisu alias tuna wicara menjadi istri Hel. Bukannya dilindungi tapi malah menerima kekerasan seksual beruntun di Pantai Jawai, Jumat (11/6/2010) lalu. Dan lebih gilanya lagi, kejadian itu disaksikan langsung oleh suami sendiri.
Kapolres Sambas AKBP Winarto, melalui Kapolsek Jawai Ipda Tasiar menjelaskan, Bunga mendapat perlakuan bejat tersebut selama dua jam pada Jumat malam. "Dia (Bunga) dijemput suaminya sekitar pukul 20.00 untuk dibawa jalan-jalan. Sekitar pukul 22.00, korban pulang menangis di depan orangtuanya," kata Kapolsek Jawai, Ipda Tasiar.
Diketahui bahwa, keduanya baru menikah sekitar delapan bulan. Kapolsek menerangkan, Bunga tinggal bersama orangtua, di Desa Sentebang, Jawai. Sementara suaminya, Hel, tinggal di Sempadian, Tekarang.
Kepada sang ayah, lanjut Kapolsek, Bunga sesenggukan mengisahkan kejadian pilu tersebut dengan bahasa isyarat. Tak pelak, keluarga Bunga sangat murka. Hingga berita ini diturunkan, polisi masih memburu Hel suami korban.
"Dia menceritakan dengan isyarat. Setelah meladeni Hel di Pantai, korban digilir oleh delapan orang teman suaminya yang lain," tukas Kapolsek Jawai. Tak terbayangkan tangis wanita bisu tersebut, tenggelam bersama desir ombak Pantai Jawai, saat kedua tangan dan kakinya diregang beramai-ramai, dan suaminya Hel, hanya menonton.
"Suaminya itu, hanya sebulan sekali datang ke rumah istrinya. Sekalipun tak pernah memberikan uang, bahkan hanya makan-minum di rumah mertuanya," tutur Tasiar. Dari hasil visum terhadap korban Bunga, didapatkan pendarahan pada alat genital, serta memar di sekitar alat keintiman tersebut.(Tribun Pontianak/Dasa Novi Gultom)