Pengusutan berjalan sampai sore. Dua bidan tersebut memeriksa satu per satu 400 siswi di ruang UKS. Pemeriksaan dimulai dari kelas XII yang terdiri atas tujuh kelas, kemudian kelas XI (juga tujuh kelas), baru siswa baru, kelas X, yang baru masuk kelas sekitar seminggu terakhir.
Antrean panjang terjadi di depan UKS sekolah yang baru rampung dibangun itu. Dajut Indarto, guru bahasa Indonesia, mengabsen satu per satu siswa. Tiap siswa diperiksa sekitar 2-3 menit saja. “Sebetulnya, kami sih agak malu. Tapi, bagaimana lagi,” ucap Vita Nurjanah, siswa X 4 yang ditemui di sela-sela pemeriksaan.
Pemeriksan itu, kata Sri, dilakukan pada bagian perut. Dari situ bisa diketahui siapa yang baru melahirkan. “Dari gaya jalannya juga kelihatan, dia baru saja melahirkan,” katanya.
Satu persatu siswi diperiksa oleh bidan untuk memastikan siapa ibu dari bayi yang tega membuangnya
Pemeriksaan yang dijaga polisi tersebut berakhir pada pukul 15.45. Dua bidan itu mencurigai salah seorang siswi kelas X 5 berinisial ADI. Perut siswi tersebut tidak wajar. Pemeriksaan lantas dilanjutkan ke buah dada dan alat vital perempuan 15 tahun itu. Ternyata, buah dada siswi tersebut mengeluarkan ASI. Organ vitalnya juga sudah sobek. Tanda bahwa perempuan itu baru melahirkan.
Setelah dicecar pertanyaan dari dua bidan dan guru BK, ADI akhirnya mengaku bahwa dirinyalah ibu kandung yang membuang bayi tersebut. ADI mengatakan melahirkan bayinya Rabu malam, 21 Juli 2010, di rumahnya, Manukan Lor. Dia lantas membawa bayinya ke sekolah keesokan harinya (22/7) sebelum pukul 06.00. Namun, ucap ADI, bayi umur enam hari itu mati setelah dilahirkan, tidak dibunuh.
ADI kemudian dibawa ke RS Bunda untuk pemeriksaan lebih detail dengan kawalan petugas dari Polsek Benowo yang dipimpin Kanitreskrim Polsek Benowo Iptu Wasis Prijonggo. Namun, Wasis belum mau berkomentar. “Tunggu hasil penyidikan saja,” katanya.
Kepala SMAN 12 Hari Susanto menyerahkan kasus tersebut kepada polisi. Sebab, kasus itu termasuk tindak kriminal. Hari cukup kaget atas kejadian tersebut. Sebab, saat masa orientasi siswa (MOS) pada 12-14 Juli lalu, siswi itu tidak tampak hamil. “Dia seperti siswa lainnya,” ungkap Hari.
Kenapa begitu tega membuang anak darah daging sendiri, bukankah dia juga berhak untuk hidup
Hanya, ada keanehan saat ADI mengisi surat pernyataan kesediaan menjadi siswa SMAN 12 yang diberikan pihak sekolah. Ketika surat itu diperiksa kemarin, ternyata tidak ada tanda tangan orang tua siswa. ADI yang menandatangani sendiri. “Padahal, seharusnya orang tua siswa yang bertanda tangan di surat tersebut,” jelasnya.
Kalau memang polisi menetapkan ADI sebagai tersangka, pihaknya akan menerapkan sanksi sesuai dengan aturan dalam surat pernyataan itu. Yaitu, siswa yang hamil dikeluarkan dari sekolah. “Kami menunggu pemeriksaan polisi,” tegas pria asal Nganjuk tersebut. Sumber: JPNN/ Foto Detik dan Google
http://ruanghati.com/2010/07/27/astaga-seorang-siswi-smu-tega-membuang-bayinya-di-toilet-sekolah/