PUSAT Kedokteran Universitas Loyola di Chichago, mencatat prestasi dalam menyelamatkan bayi terkecil di dunia. tim dokter mengumumkan keberhasilan menyelamatkan Rumaisa yang lahir tanggal 19 September dengan bobot 8,6 ons atau lebih ringan ketimbang kaleng soda. Kini bayi itu tetap sehat dan layaknya bayi normal, kata Sandra Martinez, juru bicara rumah sakit itu .
Kedua orang tuanya mempersiapkan kepulangan Rumaisa dan kembarannya Hiba. Keduanya yang lahir lewat operasi Caesar, turut dihadirkan dalam konferensi pers di rumah sakit di pinggiran kota Maywood. itu. Keduanya dibungkus kain lampin dengan hangat.
Sang ibu, Mahajabeen Shaik, tak mampu mengungkapkan kebahagiannya setelah menyaksikan sendiri Rumaisa dan Hiba tumbuh normal seperti bayi-bayi lainnya. 'Ini anugerah, anugerah yangluar biasa besar,' kata Shaik. Hiba yang lahir lebih berat, akan meninggalkan rumah sakit itu akhir Desember ni. Sementara Rumaisa pekan pertama Januari.
Shaik (23) menderita pre-eclampsia (kelainan tekanan darah) selama mengandung. Kondisi itu membahayakan Rumaisa dan Shaik. Dokter terpaksa melakukan operasi Caesar saat Rumaisa masih berusia 26 pekan.
Dr. Jonathan Muraskas, ahli khusus neonatal-perinatal, banyak faktor yang memungkinkan bayi bisa tetap bertahan hidup. Bayi yang umurnya belum 23 pekan, belum mempunyai paru-paru yang lengkap dan biasanya tidak bisa melihat. Tetapi yang usianya lebih dari 23 pekan, kemungkinan besar bisa bertahan hidup. Bayi perempuan cenderung bisa bertahan hidup dibandingkan laki-laki jika lahir dibawah 13 ons.
Shaik dan suaminya, Mohammed Abdul Rahman, (32) mengaku siap membawa keduanya kendati dokter baru mengijinkan Hiba lebih dulu. Mereka berasal dari Hiderabad, India, dan kini tinggal di pinggiran Hanover Park. Keberhasilan tim dokter rumah sakit Loyola mengulang sukses sebelumnya. Awal tahun ini Madeline Mann yang tercatat sebagai bayi terkecil di dunia, merayakan ulang tahun ke-15 di rumah sakit itu. Menurut laporan rumah sakit itu lebih dari 1.700 bayi yang lahir kurang dari 2 pound dirwat di rumah sakit Loyola selama 20 tahun terakhir.
sumber :balipost.co.id