Semir sepatu, ternyata tidak hanya berguna untuk mempercantik warna kulit sepatu saja. Seorang seniman di Gresik, Jawa Timur, justru memanfaatkannya sebagai bahan dasar dalam melukis. Seiring perjalanan waktu, lukisan media semir sepatu, mampu memikat hati para kolektor seni lukis, termasuk menghiasi galeri seni Istana Negara di Jakarta.
Adalah Muhammad Zainal Arifin atau yang biasa dipanggil Inoeng (54 tahun) seorang seniman lukis beralamat di Jalan Kutai Nomor 47 Kelurahan Randu Agung Kecamatan Kebomas, Gresik, berhasil menuangkan seni lukis ke dalam sebuah kanvas, menggunakan pewarna semir sepatu. Buah karya tangan terampil bapak dua anak itu, akhirnya mampu memikat hati para pecinta seni lukis di dalam maupun luar negeri.
Inoeng, yang dikenal dekat dengan anak-anak tersebut, memulai karya seni lukis semir sepatu sejak 30 tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1978. Ide melukis menggunakan semir sepatu, berawal saat dirinya melihat sejumlah anak menawarkan jasa semir sepatu di Masjid Istiqlal Jakarta dengan upah hanya 100 rupiah.
Prihatin dengan penghasilan anak-anak tukang semir sepatu yang sangat kcil tersebut, pelukis yang juga seorang guru seni di 40 sekolah Taman Kanak-Kanak di Gresik ini, akhirnya berekspresi dengan menuangkan semir sepatu untuk sarana melukis, dengan tujuan mengangkat harga semir sepatu hingga punya nilai jual tinggi.
Alhasil, lukisan semir sepatu karya Inoeng, mulai dikenal para pecinta lukis. Bahkan, dalam beberapa pameran tingkat nasional di berbagai kota di tanah air, lukisan Inoeng banyak di minati, hingga berhasil masuk dalam galeri lukisan terbaik di Istana Negara Jakarta.
Untuk menghasilkan sebuah karya lukis, Inoeng sedikitnya membutuhkan sebanyak 30 kaleng semir sepatu warna hitam dan cokelat. Dengan seni mencampur semir yang di milikinya, Inoeng mampu membuat warna variatif.
Kendala utama melukis menggunakan semir adalah proses pewarnaan yang sulit karena membutuhka ketekunan agar warna bisa kuat dan terang. “Tak mudah membuat pewarnaan dari campuran semir sepatu, di situlah tingkat kemahiran seseorang di uji”. Ujarnya.
Ratusan karya lukis beraliran realisme dan ekspresionisme telah berhasil di buat Inoeng. Diantaranya lukisan bertema sosial, religi, kaligrafi, sejarah, dan lain sebagainya.
Harga jualnya pun bervariasi mulai dari 3 juta hingga 8 Juta rupiah, bahkan sejumlah lukisan bisa berharga 80 Juta Rupiah tergantung nilai filosofi yang ada dalam lukisannya.
Bagi Inoeng, seni lukis adalah dunia yang tidak mengenal dimensi ruang dan waktu, sehingga menuntut seseorang untuk terus berkreasi, termasuk menggunakan semir sepatu, sebagai media lukis.
Inoeng, yang dikenal dekat dengan anak-anak tersebut, memulai karya seni lukis semir sepatu sejak 30 tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1978. Ide melukis menggunakan semir sepatu, berawal saat dirinya melihat sejumlah anak menawarkan jasa semir sepatu di Masjid Istiqlal Jakarta dengan upah hanya 100 rupiah.
Prihatin dengan penghasilan anak-anak tukang semir sepatu yang sangat kcil tersebut, pelukis yang juga seorang guru seni di 40 sekolah Taman Kanak-Kanak di Gresik ini, akhirnya berekspresi dengan menuangkan semir sepatu untuk sarana melukis, dengan tujuan mengangkat harga semir sepatu hingga punya nilai jual tinggi.
Alhasil, lukisan semir sepatu karya Inoeng, mulai dikenal para pecinta lukis. Bahkan, dalam beberapa pameran tingkat nasional di berbagai kota di tanah air, lukisan Inoeng banyak di minati, hingga berhasil masuk dalam galeri lukisan terbaik di Istana Negara Jakarta.
Untuk menghasilkan sebuah karya lukis, Inoeng sedikitnya membutuhkan sebanyak 30 kaleng semir sepatu warna hitam dan cokelat. Dengan seni mencampur semir yang di milikinya, Inoeng mampu membuat warna variatif.
Kendala utama melukis menggunakan semir adalah proses pewarnaan yang sulit karena membutuhka ketekunan agar warna bisa kuat dan terang. “Tak mudah membuat pewarnaan dari campuran semir sepatu, di situlah tingkat kemahiran seseorang di uji”. Ujarnya.
Ratusan karya lukis beraliran realisme dan ekspresionisme telah berhasil di buat Inoeng. Diantaranya lukisan bertema sosial, religi, kaligrafi, sejarah, dan lain sebagainya.
Harga jualnya pun bervariasi mulai dari 3 juta hingga 8 Juta rupiah, bahkan sejumlah lukisan bisa berharga 80 Juta Rupiah tergantung nilai filosofi yang ada dalam lukisannya.
Bagi Inoeng, seni lukis adalah dunia yang tidak mengenal dimensi ruang dan waktu, sehingga menuntut seseorang untuk terus berkreasi, termasuk menggunakan semir sepatu, sebagai media lukis.
sumber : http://hadinisme.blogspot.com/2010/06/lukisan-dari-semir-sepatu.html