Selama beberapa tahun terakhir, para arkeolog terus bekerja untuk menggali jaringan puluhan candi yang diyakini lebih tua dari piramida di Mesir, dan bahkan lebih tua dari Stonehenge. Penelitian ini telah menemukan lebih dari 150 monumen raksasa yang telah diidentifikasi dan digali di bawah tanah kota-kota di Austria, Jerman, dan Slovakia. Candi-candi yang struktur bangunannya dibangun dari kayu dan batuan bumi serta dikelilingi oleh pagar dan benteng yang panjang sepanjang ribuan kaki. Benteng dan bangunan tersebut dibangun antara masa 4800 SM dan 4600 SM, bangunan tersebut dipercaya telah dibangun oleh peradaban yang mengandalkan bidang pertanian, peternakan dan berladang.
Komunitas masyaraktnya sangat religius, hal ini didasarkan pada jumlah candi yang ditemukan, dan hampir puluhan serta tersebar memanjang antar tempat tinggal masyarakatnya, masing-masing mengelilingi sebuah kuil pusat. Bukti bahwa masyarakatnya kebanyakan bertani dan berternak sapi, domba, kambing, babi, berdasarkan gambar pada candi dan juga ditemukannya alat-alat yang terbuat dari batu, kayu, dan tulang. Ada juga peninggalan berupa patung keramik kecil manusia dan hewan, dalam jumlah besar dan secara geometris dihiasi tembikar. Peradaban tersebut tampaknya telah punah sekitar 200 tahun yang lalu dan merupakan keturunan terakhir dari masyarakat yang ada. Temuan ini sangat baru, dan para arkeolog belum memberikan nama untuk temuan ini..
Arkeolog dan sejarawan secara tradisional percaya bahwa desain dan arsitektur bangunan besar mulai setelah peradaban Mesopotamia dan Mesir, tetapi karena penemuan candi ini diperkirakan pada zaman Batu, jelas hal ini membalikkan sejarah yang sudah ada. Para peneliti percaya bahwa ratusan peradaban yang berbasis agama ini dibangun di tanah peradaban seluruh Eropa, dan karena luasnya ini penemuan ini, arkeolog mulai mengevaluasi kembali sejarah seiring dengan adanya penemuan ini yang terletak di bawah pusat kota Dresden, ada satu lokasi penemuan yang nampaknya merupakan bangunan sakral dikelilingi oleh dua pagar, dikelilingi oleh kuil yang terbuat dari tanah dan empat jaringan selokan. Penemuan lain terdapat kompleks kuil yang berisi lebih dari 200 rumah-rumah panjang, yang menunjukkan bahwa penduduk kompleks kemungkinan mencapai lebih dari 300 orang dengan pemukiman yang mengandung sampai dengan 20 bangunan komunal besar.
Monumen-monumen ini sangat kaya dan sejauh ini tampaknya merupakan hasil dari persaingan antara kelompok-kelompok yang muncul ketika suku Neolitik tumbuh dari pembentukan budaya pertanian di pusat Eropa. Hal ini diyakini bahwa awal Neolitik monumen-building societies berlangsung kurang dari 200 tahun dan kemudian mati, tetapi alasan yang sebenarnya mengapa budaya tersebut runtuh belum diketahui. Bisa saja hal itu karena hilangnya banyak komunitas masyarakat dan cendikiawan akibat perang antar suku.
Sebagian arkeolog telah bekerja untuk menggali candi zaman Batu ini, mereka juga menggali beberapa misteri menarik lainnya. Berdasarkan penelitian sementara ternyata setiap kompleks digunakan hanya untuk beberapa generasi, dan kawasan kuil pusat sebagai simbol kesucian memiliki bentuk dan ukuran bangunan selalu hampir persis sama. Beberapa selokan dan pagar yang mengelilingi kompleks telah dibangun untuk tujuan bertahan dari serangan musuh, tapi kemungkinan juga dirancang untuk menjaga warga biasa agar tidak dapat melihat ritual sakral yang terjadi di dalam tempat suci dalam kompleks tersebut.
Negara bagian Sachsen pemerintah Heritage telah memimpin penyelidikan arkeologi yang terjadi di Dresden. Menurut arkeolog senior yang bertanggung jawab atas proyek, Harald Staeuble, "penggalian kami telah mengungkapkan tingkat kecanggihan visi monumental yang digunakan oleh masyarakat petani awal untuk menciptakan peradaban pertama Eropa. Penemuan ini benar-benar kompleks dan juga dapat merubah pandangan sejarah, terutama sejarah awal eropa,"
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4345275