Ketika kita bicara mengenai hubungan seks maka kata intinya adalah orgasme yang akan dicapai. Yaitu titik klimaks kepuasan kalau disimpulkan secara awam. Secara klinis orgasme hanya serangkaian kontraksi otot tak disengaja. Kontraksi itu hingga kini juga masih jadi misteri bagi banyak peneliti seks.
“Orgasme merupakan kesenangan yang besar bagi sebagian orang, sebuah teka-teki yang membuat frustasi dan masih misteri bagi banyak peneliti seks,” kata Debby Herbenick, pendidik kesehatan seksual di Institut Kinsey dan penulis “Because It Feels Good”.
Selama kenikmatan seksual, denyut jantung bisa berlipat ganda, darah mengalir deras ke alat kelamin, otot menegang, dan bahan kimia dan hormon seperti oksitosin membanjiri tubuh. Saat orgasme, otot-otot panggul berkontraksi, dan tubuh mulai kembali ke keadaan yang lebih normal.
Pria dan wanita melaporkan sensasi orgasmik serupa. Dalam satu survei, relawan diminta untuk menggambarkan sensasi yang mereka alami selama orgasme, dan dokter tidak dapat membedakan jawaban laki-laki dari kaum perempuan.
Untuk kedua jenis kelamin, orgasme hanya sekitar 20 detik. Namun, pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang dapat bertahan lama.
Studi menunjukkan orgasme dapat mengurangi stres, memperbaiki tidur, mengurangi risiko kanker prostat dan endometriosis, dan meredakan nyeri.
Telah banyak teori dari para ilmuwan mengapa ada orgasme. Pria umumnya orgasme ketika mereka ejakulasi. Karena ejakulasi dapat menyebabkan kehamilan, beberapa orang percaya tujuan tunggal orgasme laki-laki terletak pada reproduksi.
Sementara mengapa wanita orgasme masih kurang jelas, kata Herbenick.
Teori menyatakan bahwa kontraksi rahim selama orgasme bisa menarik sperma ke dalam rahim, oleh karena itu juga membantu reproduksi, tapi perempuan tidak perlu orgasme untuk menjadi hamil.
“Beberapa orang berpikir itu hanya semacam karakteristik yang dimiliki perempuan – seperti mengapa laki-laki memiliki puting susu meskipun mereka tidak membutuhkannya,” kata Herbenick.
SOURCE