LEBIH KURANG sekitar 6.500 tahun lalu di Peru, ada seorang bayi mungil yang kalah bertempur melawan kematiannya.
Bayi yang diperkirakan baru berumur 10 bulan itu mengidap penyakit cacat jantung yang serius dan mengalami masalah pada pertumbuhan.
Setelah terjadinya kontrak pneumonia dan menderita kegagalan sirkulasi, sakit yang teramat sangat itu membuat nyawa bayi itu melayang. Jasadnya kemudian dibungkus dengan kain dan dikuburkan dengan sebuah jimat yang tergantung di lehernya.
Sekarang mayat bayi itu menjadi mumi yang dikenal sebagai anak Detmold. Tubuhnya dipamerkan di pameran mumi terbesar di dunia atau pameran ‘Mummies of the World’.
Pameran yang dibuka di California Science Centre, Kamis (01/07/2010) itu menampilkan 45 mumi dan 95 artefak dari 15 museum di tujuh negara.
Anak Detmold sendiri merupakan pinjaman dari museum Landes Lippisches di Detmold, Jerman.
Mumi lainnya yang dipamerkan adalah seorang bangsawan abad ke-17, Baron von Holz, yang tampaknya tewas dalam Perang Tiga Puluh Tahun di Sommersdorf, Jerman.
Di pameran itu juga terdapat mumi seorang wanita Amerika Selatan dengan tato di masing-masing payudaranya dan satu di wajahnya, ada pula mumi seorang wanita yang menderita TBC, seorang anak yang memiliki masalah jantung dan seorang anak muda dengan tumor wajah.
Menurut Heather Gill-Frerking, seorang antropolog dan arkeolog forensik, mumi-mumi ini terbentuk secara alamiah dan ada pula yang terbentuk secara disengaja yang sering membuat banyak pertanyaan-pertanyaan dan jawaban.
Beberapa kurator setuju untuk berkontribusi ke pameran sehingga tes ilmiah dapat terus dilakukan, kata Diane Perlov, wakil presiden senior untuk pameran di pusat ilmu pengetahuan menambahkan.
Salah satu contohnya adalah mumi seorang wanita Mesir yang lengannya bersilang di dadanya seperti keluarga kerajaan dan tangannya terlihat terkepal. Hasil tes menunjukkan bahwa dalam setiap kepalan tangan, ia mencengkeram gigi anak kecil. Saat ini masih belum diketahui mengapa.
Mumi lain juga dari Mesir, ternyata memiliki sejumlah gigi dijejalkan dalam rongga kepala. “Ada satu teori bahwa untuk mencapai akhirat, Anda harus memilki tubuh yang lengkap. Kemungkinan gigi tersebut dipasang untuk dikenalkan kembali dengan tubuh,” kata Diane.
Pameran berdasarkan Proyek Mummy Jerman ini didukung oleh sekelompok ahli dari 15 institusi Eropa yang berbasis di Museum Reiss-Engelhorn di Mannheim, Jerman.
Selain mumi-mumi manusia, pameran tersebut juga menggelar mumi hewan, seperti mumi anjing, kadal, ikan, tikus, anjing hutan, kucing, tupai, elang dan monyet dari Argentina.
Pada kesempatan itu, Gill-Frerking menyampaikan bahwa ada banyak orang yang datang dan mengharapkan kajian berdasarkan DNA. “DNA kuno hanya akan memunculkan banyak pertanyaan. Mungkin bekerja cemerlang di ‘CSI,’ tetapi tidak selalu bekerja pada mumi. Pertama-tama dapat merusak. Dan juga tidak selalu memberikan kita jawaban,” kata Gill.
Pameran ‘Mumi Dunia’ itu akan menghasilkan produksi berupa produk multimedia, yang memungkinkan orang untuk belajar apa yang dirasakan mumi, melihat gigi mumi di bawah mikroskop dan melihat foto tubuh seseorang dengan 3-D scan.
“Ini jelas akan memunculkan beberapa penafsiran dan memiliki tujuan – Saya berani bertaruh,” kata Gill-Frerking.
Acara ini nantinya akan digelar tur selama tiga tahun di Amerika Serikat.
SOURCE