Kompas - Nejar (55), warga Jalan Damai, Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Senin (4/7/2011) dini hari, ditangkap puluhan ibu-ibu warga RT 03 RW 01, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Nejar diduga mencuri ayam jago milik Azis alias Kadir (55), warga setempat.
Nejar ditangkap setelah ketahuan bersembunyi di balik jerami pakan sapi di kandang milik Sali (60), juga warga setempat. Ia tak bisa meloloskan diri karena dikepung puluhan ibu-ibu. Oleh salah seorang perempuan tua, Nejar didekap supaya tidak lari.
"Yang menangkap ibu-ibu sekampung," ujar Hasan, Ketua RW 01.
Saat ditanya tentang aksi pencuriannya, Nejar menolak dengan keras. Ia berdalih sedang mengejar maling.
"Tapi, kok malah sembunyi di kandang. Ya, tak gebuk juga tubuhnya," ujar Hj Sugik alias Maryam (65), perempuan yang membekap Nejar.
Karena sikapnya yang keras kepala tidak mau mengakui perbuatannya, sementara banyak saksi mata melihatnya membawa ayam jago dan berusaha kabur setelah kepergok, akhirnya warga menyerahkan Nejar ke aparat kepolisian Sektor Kademangan. Nejar dibawa berikut barang bukti sepeda pancal dan seekor ayam jago yang sempat dilepas saat melarikan diri.
Hasan mengungkapkan, sekitar pukul 02.30, ia keluar rumah dan duduk-duduk di teras sambil mengamati keadaan. Tak lama kemudian, dari arah barat muncul Nejar naik sepeda pancal. Mendekati Indomaret di pertigaan Jalan Argopuro-Jalan Raya Bromo, Nejar berbelok ke utara. Hasan menyangka Nejar akan singgah di warung kopi samping belakang Indomaret.
"Pikiran saya begitu. Tapi, kalau lihat jam, sudah tidak mungkin karena warung itu pasti tutup," kata Hasan.
Kecurigaan Hasan mulai terbukti saat mendengar teriakan maling. Teriakan itu terdengar tak lama setelah Nejar berbelok ke utara.
Hasan melihat Nejar mengayuh sepedanya dari arah timur seraya dikejar Kadir, si pemilik ayam. Karena itulah, Hasan lalu menghadang Nejar di perempatan swalayan 89. Sial bagi Nejar, ia berbelok ke utara dan melewati gang yang ternyata buntu.
"Di belokan itulah dia melepas ayam dan sepedanya, kemudian masuk rumah bersembunyi di garasi mobil milik Daryono, pemilik swalayan," tutur Hasan.
Dengan sebuah tangga, Nejar berusaha melarikan diri dengan cara menaiki tembok pagar garasi setinggi 3 meter. Namun, ia beberapa kali terjatuh karena dilempari batu bata oleh warga. Yang terakhir kalinya, Nejar berhasil naik merayap melalui atap genteng.
"Disangkanya di belakangnya tanah kosong, padahal rumah warga dan kandang sapi," timpal Hasan.
Nejar yang sudah dikenal warga sebagai pelaku itu tetap berusaha kabur dengan cara bersembunyi di kandang sapi. Nejar menutupi tubuhnya dengan jerami pakan sapi. Posisi kepalanya menunduk, sementara pantatnya menyembul. Inilah yang kemudian membuat Nejar ketahuan.
Saat pemilik sapi mau memberi makan ternaknya, pantat Nejar diketahui. Ia pun ditangkap. Melihat yang menangkap dirinya ibu-ibu, Nejar hendak meronta. Namun, niatnya ciut karena yang memeganginya puluhan ibu-ibu yang sudah mengepungnya.
Nejar ditangkap setelah ketahuan bersembunyi di balik jerami pakan sapi di kandang milik Sali (60), juga warga setempat. Ia tak bisa meloloskan diri karena dikepung puluhan ibu-ibu. Oleh salah seorang perempuan tua, Nejar didekap supaya tidak lari.
"Yang menangkap ibu-ibu sekampung," ujar Hasan, Ketua RW 01.
Saat ditanya tentang aksi pencuriannya, Nejar menolak dengan keras. Ia berdalih sedang mengejar maling.
"Tapi, kok malah sembunyi di kandang. Ya, tak gebuk juga tubuhnya," ujar Hj Sugik alias Maryam (65), perempuan yang membekap Nejar.
Karena sikapnya yang keras kepala tidak mau mengakui perbuatannya, sementara banyak saksi mata melihatnya membawa ayam jago dan berusaha kabur setelah kepergok, akhirnya warga menyerahkan Nejar ke aparat kepolisian Sektor Kademangan. Nejar dibawa berikut barang bukti sepeda pancal dan seekor ayam jago yang sempat dilepas saat melarikan diri.
Hasan mengungkapkan, sekitar pukul 02.30, ia keluar rumah dan duduk-duduk di teras sambil mengamati keadaan. Tak lama kemudian, dari arah barat muncul Nejar naik sepeda pancal. Mendekati Indomaret di pertigaan Jalan Argopuro-Jalan Raya Bromo, Nejar berbelok ke utara. Hasan menyangka Nejar akan singgah di warung kopi samping belakang Indomaret.
"Pikiran saya begitu. Tapi, kalau lihat jam, sudah tidak mungkin karena warung itu pasti tutup," kata Hasan.
Kecurigaan Hasan mulai terbukti saat mendengar teriakan maling. Teriakan itu terdengar tak lama setelah Nejar berbelok ke utara.
Hasan melihat Nejar mengayuh sepedanya dari arah timur seraya dikejar Kadir, si pemilik ayam. Karena itulah, Hasan lalu menghadang Nejar di perempatan swalayan 89. Sial bagi Nejar, ia berbelok ke utara dan melewati gang yang ternyata buntu.
"Di belokan itulah dia melepas ayam dan sepedanya, kemudian masuk rumah bersembunyi di garasi mobil milik Daryono, pemilik swalayan," tutur Hasan.
Dengan sebuah tangga, Nejar berusaha melarikan diri dengan cara menaiki tembok pagar garasi setinggi 3 meter. Namun, ia beberapa kali terjatuh karena dilempari batu bata oleh warga. Yang terakhir kalinya, Nejar berhasil naik merayap melalui atap genteng.
"Disangkanya di belakangnya tanah kosong, padahal rumah warga dan kandang sapi," timpal Hasan.
Nejar yang sudah dikenal warga sebagai pelaku itu tetap berusaha kabur dengan cara bersembunyi di kandang sapi. Nejar menutupi tubuhnya dengan jerami pakan sapi. Posisi kepalanya menunduk, sementara pantatnya menyembul. Inilah yang kemudian membuat Nejar ketahuan.
Saat pemilik sapi mau memberi makan ternaknya, pantat Nejar diketahui. Ia pun ditangkap. Melihat yang menangkap dirinya ibu-ibu, Nejar hendak meronta. Namun, niatnya ciut karena yang memeganginya puluhan ibu-ibu yang sudah mengepungnya.