Tahukah anda bahwa pabrikan pakaian Jerman yang kemudian mendunia dan menjadi salah satu simbol pakaian lelaki, Hugo Boss, ternyata memproduksi seragam Nazi selama berlangsungnya Perang Dunia II dengan bantuan pekerja paksa yang didatangkan dari negara-negara yang diduduki Jerman!
Hubungan mengejutkan ini pertama kali dimuat dalam majalah terbitan Austria yang biasa membahas masalah-masalah politik terkini. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari perusahaan Hugo Boss AG sendiri, yang bermarkas di Metzingen, Jerman.
"Pabrik garmen yang didirikan oleh Mr. Hugo Boss biasa memproduksi pakaian kerja dan, kami kira, juga seragam SS... Saat ini kami masih mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi pada masa itu," kata Monika Steilen, juru bicara Hugo Boss AG, lewat sambungan telepon dari pabriknya di Jerman.
Boss, yang meninggal tahun 1948, mendirikan bisnis garmen keluarganya tahun 1923. Pada awalnya, perkembangan perusahaan tersebut berjalan begitu lambatnya, bahkan kemudian jatuh bangkrut. Kemudian, ketika Perang Dunia II pecah, Hugo Boss ketiban rejeki nomplok ketika mendapat pesanan dari Hitler untuk memproduksi seragam untuk kepentingan Schutzstaffel (SS), Sturmabteilung (SA), Wehrmacht dan Hitlerjugend. Kemungkinan sangat besar bahwa pengerjaan pesanan yang menggunung tersebut juga 'dibantu' oleh para pekerja paksa, termasuk penghuni kamp konsentrasi dan tawanan perang.
Berita tentang masa lalu perusahaan Hugo Boss yang kontroversial ini, yang saat ini biasa meraup keuntungan 535 juta dolar setahun, telah membuat heboh dunia bisnis, khususnya bisnis pakaian. Perusahaan Hugo Boss sendiri kemungkinan bertanya-tanya tentang pengaruh yang akan ditimbulkan terhadap kepentingan bisnisnya secara keseluruhan.
Berita sejenis tentang masa lalu perusahaan-perusahaan Jerman terkemuka bukanlah sesuatu yang tidak biasa. Zaman Perang Dunia II, BMW biasa pula menggunakan pekerja paksa untuk mengerjakan perbaikan mesin-mesin pesawat terbangnya, sementara industri-industri lainnya seperti Krupp (besi-baja), Porsche (mobil) dan lain-lain diketahui menjadi pemasok mesin perang Jerman yang paling terdepan.
In 1923, the year when post-World War I Germany was shaken by high unemployment and hyperinflation, German master tailor Hugo Boss set up shop in the small town of Metzingen, about 20 miles south of Stuttgart. Boss started out making protective suits for industrial workers and other work clothes for men. Other Boss specialties were raincoats and uniforms. Over the years the tailor’s workshop grew into a small factory.
When Germany—led by Adolf Hitler’s National Socialist regime—went to war again in 1939, uniforms were in high demand. One year before the company’s 75th anniversary, in August 1997, the Austrian current affairs magazine Profil reported that Hugo Boss’s name appeared on a list of dormant Swiss bank accounts, revealing that the company produced uniforms for the Nazis, using forced laborers from France and Poland, during World War II. Two months after the article appeared, Hugo Boss’s top management assigned a historian from a nearby university to research and document the company’s history during the infamous Nazi era and in 1999 pledged to reimburse its former slave laborers.
Dalam foto yang memperlihatkan Reichsminister dan kepala Reichskanzlei Hans Heinrich Lammers ini, kita dapat melihat profil empat jenis seragam Nazi : Feldgendarmerie (Polisi Militer) SA, Polizei, SA, dan SS. Lammers sendiri mengenakan seragam hitam SS versi awal
Ada yang menarik dari lambang Hugo Boss ini. Tahukah anda perbedaannya dengan lambang Hugo Boss biasa?
lambang hugo boss biasa
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3711593
Baca Selengkapnya -
"Hugo Boss" mendandani pasukan Hitler
Hubungan mengejutkan ini pertama kali dimuat dalam majalah terbitan Austria yang biasa membahas masalah-masalah politik terkini. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari perusahaan Hugo Boss AG sendiri, yang bermarkas di Metzingen, Jerman.
"Pabrik garmen yang didirikan oleh Mr. Hugo Boss biasa memproduksi pakaian kerja dan, kami kira, juga seragam SS... Saat ini kami masih mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi pada masa itu," kata Monika Steilen, juru bicara Hugo Boss AG, lewat sambungan telepon dari pabriknya di Jerman.
Boss, yang meninggal tahun 1948, mendirikan bisnis garmen keluarganya tahun 1923. Pada awalnya, perkembangan perusahaan tersebut berjalan begitu lambatnya, bahkan kemudian jatuh bangkrut. Kemudian, ketika Perang Dunia II pecah, Hugo Boss ketiban rejeki nomplok ketika mendapat pesanan dari Hitler untuk memproduksi seragam untuk kepentingan Schutzstaffel (SS), Sturmabteilung (SA), Wehrmacht dan Hitlerjugend. Kemungkinan sangat besar bahwa pengerjaan pesanan yang menggunung tersebut juga 'dibantu' oleh para pekerja paksa, termasuk penghuni kamp konsentrasi dan tawanan perang.
Berita tentang masa lalu perusahaan Hugo Boss yang kontroversial ini, yang saat ini biasa meraup keuntungan 535 juta dolar setahun, telah membuat heboh dunia bisnis, khususnya bisnis pakaian. Perusahaan Hugo Boss sendiri kemungkinan bertanya-tanya tentang pengaruh yang akan ditimbulkan terhadap kepentingan bisnisnya secara keseluruhan.
Berita sejenis tentang masa lalu perusahaan-perusahaan Jerman terkemuka bukanlah sesuatu yang tidak biasa. Zaman Perang Dunia II, BMW biasa pula menggunakan pekerja paksa untuk mengerjakan perbaikan mesin-mesin pesawat terbangnya, sementara industri-industri lainnya seperti Krupp (besi-baja), Porsche (mobil) dan lain-lain diketahui menjadi pemasok mesin perang Jerman yang paling terdepan.
Spoiler for 1923–45: The Dark Era:
In 1923, the year when post-World War I Germany was shaken by high unemployment and hyperinflation, German master tailor Hugo Boss set up shop in the small town of Metzingen, about 20 miles south of Stuttgart. Boss started out making protective suits for industrial workers and other work clothes for men. Other Boss specialties were raincoats and uniforms. Over the years the tailor’s workshop grew into a small factory.
When Germany—led by Adolf Hitler’s National Socialist regime—went to war again in 1939, uniforms were in high demand. One year before the company’s 75th anniversary, in August 1997, the Austrian current affairs magazine Profil reported that Hugo Boss’s name appeared on a list of dormant Swiss bank accounts, revealing that the company produced uniforms for the Nazis, using forced laborers from France and Poland, during World War II. Two months after the article appeared, Hugo Boss’s top management assigned a historian from a nearby university to research and document the company’s history during the infamous Nazi era and in 1999 pledged to reimburse its former slave laborers.
Spoiler for seragam:
Dalam foto yang memperlihatkan Reichsminister dan kepala Reichskanzlei Hans Heinrich Lammers ini, kita dapat melihat profil empat jenis seragam Nazi : Feldgendarmerie (Polisi Militer) SA, Polizei, SA, dan SS. Lammers sendiri mengenakan seragam hitam SS versi awal
Spoiler for seragam:
Spoiler for seragam:
Spoiler for seragam:
Spoiler for seragam:
Spoiler for lambang jaman nazi:
Ada yang menarik dari lambang Hugo Boss ini. Tahukah anda perbedaannya dengan lambang Hugo Boss biasa?
Spoiler for lambang biasa:
lambang hugo boss biasa
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3711593