
Pada tahun 338 SM Agis menggantikan posisi ayahnya sebagai raja, saat itu kebetulan Alexander Yang Agung lagi berperang dengan Kaisar Darius III. Karena dipikir sama Agis waktu ini adalah waktu yang tepat untuk meluaskan daerah kekuasaan, ia lalu membangun satu bala tentara dan mulai memobilisasi prajuritnya ke Athena, Yunani.
Karena   dipikir' ini orang bukan sembarang orang, Alexander lalu  mengirimkan   beberapa jendral terbaiknya beserta 40.000 prajurit untuk  menahan laju   para Spartans itu. Di sebuah medan pertempuran, tepatnya di  luar kota  Megalopolis dua kubu itu lalu bertemu dan menjadikannya salah satu peperangan terbesar sepanjang sejarah Yunani.
Walaupun  ngga sebanding hampir 2 lawan 1. Agis rupanya pantang mundur,  ia terus  maju menghajar semua orang yang ada  didepan ga perduli seberapa  banyak  kerumunan itu, sebelum akhirnya ia  mendapatkan luka parah  disekujur  dada, kepala dan kaki.
Karena  dikira pemimpinnya dah mati,  beberapa pengawal Agis kemudian   mengevakuasi tubuhnya ke pinggir daerah  pertempuran. Tapi ternyata Agis   masih mempunyai sedikit kekuatan, ia  bangung lalu melihat  sekelilingnya.  Dia berpikir kalau dia ngga akan  membiarkan dirinya terbaring disini  sementara  prajuritnya berjuang  mati'an melawan musuh. Dia lalu  memerintahkan anak buahnya untuk mundur  sementara ia menahan laju  serangan musuh, sendirian..
Hampir   ngga bisa berdiri dan berlumuran darah, Agis menggunakan sisa'   kekuatan  terakhirnya. Ia lalu mengambil pedang dan perisai miliknya dan   maju  kembali menahan serangan musuh. Para Macedonians itu lalu mundur    perlahan', menyadari ngga ada seseorang yang  berani mendekatinya. Salah   satu jenderal memerintahkan anak buahnya  untuk melempar sebuah tombak,   dan ngga disangka tombak itu tepat  mengenai badan agis dan dia tewas   seketika.
Pengorbanan pun agis ngga sia', sebagian prajuritnya yang bertahan berhasil mundur dengan selamat..
No.6 : Sempronius Densus (69 sm)

Densus adalah seorang veteran perang yang kemudian menjabat sebagai pengawal pribadi Kaisar Galba.    Satu hal yang perlu dicatat adalah klo Densus tidak mengetahui seluk    beluk sang kaisar secara penuh (sepertinya sih emang dia ngga perduli,    yang penting dedikasi kerja :d). Yang dia tahu adalah bahwa  profesinya   adalah untuk menjaga kaisar dari berbagai bentuk serangan dengan cara   apapun.
No.5 : Dian Wei (197)
Well, saat itu ternyata sedang terjadi pemberontakan di  kerajaan. Para  prajurit yang ada semuanya menjadi pemberontak, di otak  mereka hanya ada  satu 'Kaisar Galba Harus Mati!'.  Densus yang  waktu itu bertugas  menjaga istana kemudian melihat  sekerumunan prajurit  pemberontak dengan  tampang bengis berjalan menuju  istana. Mencium  sesuatu yang ngga beres  ia lalu mencoba menghalau  sekerumunan orang itu  dengan tongkat kayunya dan memerintahkan mereka  semua untuk mundur.
Menyadari klo kerumunan orang haus darah itu ngga akan takut cuma karena sebatang tongkat, dia lalu menghunuskan Pugio   miliknya (pugio itu sebuah pisau yang panjangnya ngga lebih dari    setengah pedang prajurit Romawi) dan berteriak sekali lagi  memerintahkan   mereka untuk mundur. Namun rupanya para pemberontak itu  tetep maju dan   Densus ngga ada pilihan lain..
Hampir  terkepung, Densus melawan  seluruh bala tentara itu sendirian.  Dengan  pengalamannya sebagai  veteran perang dia membabat habis semua  orang  yang tetep berusaha maju,  sebelumnya akhirnya sebuah serangan dari   salah satu pemberontak  mengenai kakinya dan membuat dia terjatuh lalu   dikeroyok ramai' hingga  tewas. Apes bagi Galba, saat bersiap untuk   melarikan diri. Sang pembawa  kereta rupanya sudah kabur duluan.  Terjebak  dan tak ada jalan keluar,  Galba akhirnya tewas di keroyok  juga oleh  pemberontak, kepalanya  dipotong lalu diarak sekeliling kota.
Ngga  ada yang tahu  bagaimana nasib mayat Densus waktu itu, klo dipikir'   kayanya sih  nasibnya ngga jauh beda sama si Galba, tapi sampai saat ini   ngga ada  yang menyangka kalo ternyata ada orang yang berani melawan   ratusan  orang sendirian dengan hanya menggunakan sebilah pisau.
No.5 : Dian Wei (197)

yang udah sering baca cerita Three Kingdoms pasti tahu yang namanya Cao-Cao kan 
No.4 : Vikings Di Jembatan Stamford (1066)
Jadinya   dulu di jaman Dinasti Wei, Dian adalah salah satu perwira  prajurit   yang punya reputasi terbaik, dan ternyata Cao-Cao tertarik lalu    menjadikan dia sebagai salah satu pengawal pribadinya.
Pada saat pertempuran Wancheng   tahun 197 m, Dian berhasil  menghabisi satu pasukan musuh di suatu   pertempuran. Rupanya hal itu  membuat para penguasa daerah sekitar   marah. Mereka lalu merencanakan  sebuah serangan mendadak ke kamp milik   Cao Cao. Saat segerombolan  pasukan siap melancarkan serangan, mereka   menemukan Dian Wei dan  beberapa prajurit sudah menghadang di depan   gerbang lengkap dengan  sepasang kapak besar di tangannya.
Pertarungan   pun terjadi, Dian dengan kapaknya menebas semua orang yang  ada   didepannya setelah sekitar puluhan orang mati. Wait, its not enough..  Merasa  belum  puas, ia lalu melepaskan kapak nya dan dengan tangan  kosong dia   menggunakan mayat musuh sebagai senjata, ya jadi sepasang  double stick   gitu..Melempar dan menghajar habis'an tanpa ampun.
Namun   karena kalah jumlah, prajurit yang membantu Dian mulai gugur satu    persatu. Dian pun juga telah terluka parah akibat beberapa serangan    musuh. Dia sempat menghajar beberapa orang sampai mati sebelum dia    sendiri akhirnya tewas karena kehabisan darah. Memastikan bahwa dia    telah mati, pasukan musuh lalu memenggal kepalanya.
Kematian Dian  Wei tidak sia',  Cao Cao berhasil kabur dan memutuskan  untuk berperang  kemudian hari.  Dia lalu berhasil menguasai hampir  keseluruhan Cina  dengan tangannya  sendiri dan secara langsung mengakhiri  jaman Tiga  Dinasti.
Beberapa  sejarah mengatakan, setelah mendengar kematian  Dian Wei, Cao  Cao  sangat merasa kehilangan. Ia lalu memerintahkan  beberapa pesuruhnya   untuk mencuri mayat Dian Wei supaya dia bisa  dikubur dengan layak.   Setiap kali Cao Cao melewati makamnya dia selalu  bersedih, demi   mengingat jasa'nya Cao Cao mengangkat lalu anak Dian Wei  yang bernama Dian Man menjadi mayor komandan.
No.4 : Vikings Di Jembatan Stamford (1066)

Pada  tahun 1066, waktu itu sejumlah Viking  yang memutuskan untuk  istirahat  sejenak sebelum melakukan invasi  disergap oleh pasukan Inggris  ditempat  yang dikenal dengan Jembatan Stamford. Karena diserang tiba', mereka ngga sempat melakukan persiapan dan seluruh peralatan mereka masih tertinggal di kapal.
Kelompok  Viking  yang terserang terbagi dua, satu disisi timur dan yang  satu  lagi di  sisi barat jembatan. Setelah menghabisi kelompok yang  berada  disisi  timur, kelompok pasukan Inggris itu lalu memutuskan untuk   menghabisi  kelompok lainnya yang ada disebelah barat.
Saat  mereka  mencoba menyebrangi jembatan itulah, seorang Viking bertubuh   besar  lengkap dengan kapak ditanggannya telah berdiri, bersiap membunuh   siapa  saja yang mencoba melewatinya. Viking ini ternyata bukan  prajurit   sembarangan, dengan kapak miliknya nya ia bisa menghancurkan  baju   jirah, helm dan perisai layaknya sepotong tahu, sabetan pedang  pun ngga   membuatnya roboh, bahkan dia seperti ngga merasakan sakit  sama sekali!   Puluhan prajurit Inggris pun tewas satu persatu, perlahan  demi perlahan   mereka kewalahan. Mereka ngga bisa melewati jembatan  selama Monster   Viking itu berada di atasnya..
Sampai  akhirnya salah prajurit  menemukan kelemahan si Viking itu. Dia  lalu  diam' menyiapkan perahu dan  berenang menuju bawah jembatan. Mungkin   karena sibuk menghajar orang  didepannya, si Viking itu ngga menyadari   klo ada musuh berada tepat  dibawah tempat dia berdiri. Dengan satu   tusukan, tombak pun menembus  jembatan dan tepat menusuk selangkangan si   Viking serangan vital ini membuat Viking itu roboh, lalu dengan sigap    pasukan Inggris pun mengeroyok si Viking yang telah sekarat itu hingga    tewas..
Pertempuran  ini akhirnya dimenangkan oleh Inggris, dan  lebih dari 6000  Viking  tewas. Peristiwa ini kemudian menjadi apa yang  dikenal dengan  sebutan 'Akhir Bangsa Viking
No.3 : Saito Musashibo Benkei (1189)

Benkei   adalah seorang raksasa yang sangat kuat. Pada waktu itu dia  bergabung   dengan kuil lalu menjadi biarawan. Namun dia bukan biarawan  seperti   pada pada umumnya yang rajin berdoa dan sembahyang didalam kuil  dan   tentunya tidak berhubungan dengan segala sesuatu yang berbau kontak    fisik. Dulu biara atau kuil ngga cuma dijadiin sebagai tempat spiritual    aja tapi juga dijadiin sebagai pusat budaya, administrasi dan militer.    Karena ngga cocok, beberapa waktu kemudian Benkei berhenti dan    memutuskan untuk menjadi Yamabushi, yakni sebuah tradisi lama yang meyakini kekuatan supranatural dapat membuat seorang menjadi pendekar yang kuat.
Disebuah   daerah di Kyoto dia menantang siapapun pendekar pedang terkuat  untuk   mengalahkannya. Lebih dari 999 pedang dah dia kumpulin sebelum   akhirnya  seseorang bernama Minamoto No Yoshitsune mengalahkannya. Sebagai tanda bukti kekalahannya Benkei lalu bergabung dengan Yoshitsune dan berperang melawan Klan Taira.
Semua  berjalan baik, kesuksesan demi kesuksesan diraih duo  itu, sebelum  pada  akhirnya saudara tertua Yoshitsune, Minamoto No  Yoritomo karena   cemburu memfitnah Yoshitsune sebagai pengkhianat.  Mengetahui segalanya   akan segera berakhir, Yoshitsune memutuskan klo  jalan terbaik mengakhiri   semua ini adalah dengan melakukan ritual Sepukku yang ngga lain adalah ritual bunuh diri. Supaya ritual ini lancar, benkei lalu menjaga istana tempat Yoshitsune berada.
Telah   terkepung dari segala penjuru, Benkei menjaga satu'nya gerbang  utama   memastikan ngga akan ada siapapun yang bisa lewat. Satu persatu    prajurit mencoba maju untuk melawan, namun ngga ada satupun yang bisa    lewat karena semuanya tewas di tangan Bengkei. Dengan segala kekuatannya    Benkei menghabisi siapa saja yang mencoba lewat. Memberikan waktu  bagi   Yoshitsune untuk menyelesaikan ritual bunuh diri nya.
Menyadari   prajurit yang maju itu ngga ada yang berhasil, pasukan musuh    memutuskan untuk menembakkan hujan panah ke arah Benkei. Puluhan panah    berhasil menembus badannya, but you know what??  Benkei ngga   langsung roboh, butuh beberapa waktu untuk menyadari klo  ternyata Benkei   sudah mati walaupun dalam keadaan berdiri. By the time they realize, they were to late..
Yoshitsune sudah melakukan ritualnya dan dia mati dalam keadaan terhormat
No.2 : Frank Luke (1918)

Pada  waktu perang dunia  pertama karena teknologi belum canggih, balon  udara  biasa oleh Jerman  digunakan sebagai alat pengintai. Diliat dari   fisiknya sih sebenarnya  alat pengintai ini lumayan empuk tapi karena   dilindungi satu skuadron  pesawat tempur dan pasukan artileri anti
 udara,   usaha untuk menghancurkannya bisa jadi perbedaan antara hidup dan  mati.
Frank Luke adalah salah satu dari sekian pilot pesawat  tempur amerika   yang mempunyai reputasi terbaik untuk urusan yang satu  ini. Bahkan  dalam  10 kali penerbangan dia sempat menjatuhkan 14 balon  pengintai  dan 4  pesawat tempur musuh. 1 rekor yang tak terkalahkan  selama perang  dunia  pertama.
Penerbangan terakhir luke terjadi di Murvaux, Perancis   tahun  1918. Sendirian dalam jantung pertahanan musuh dia berniat  untuk   menjatuhkan sekumpulan balon udara yg ada didepannya. Dimulai  dengan   terbang rendah, dia berhasil menjatuhkan dua balon udara  pertamanya.   Saat berusaha menghindari serangan dari artileri anti  udara dan tembakan   senapan mesin, 1 skuadron pesawat tempur musuh  menukik dari atas dan   siap untuk mengejarnya.
Terkepung  baik di darat dan di udara  tidak menyurutkan niat Luke untuk  terus  menyerang. Setelah menghindari  beberapa serangannya akhirnya dia   berhasil menjatuhkan balon ke tiga  dan seterusnya. Pada saat yang   bersamaan Luke sebenarnya sudah terluka  parah, rentetan tembakan  senapan  mesin dari sebuah bukit rupanya telah  menembus badan pesawat  dan  mengenai punggungnya. Memastikan klo ngga  ada lagi balon udara  yang  terbang, Luke lalu memutuskan untuk mendarat  darurat disatu  lapangan  terbuka.
Setelah  berhasil mendarat  menyadari kini dia dah ngga bisa kemana' lagi  dan  terkepung dari segala  penjuru, Luke memutuskan untuk ngga mati  begitu  aja. Terluka parah ia  mengeluarkan pistol Colt Model 1911   miliknya lalu menembak  beberapa tentara Jerman yang ada didepannya   sebelum akhirnya tewas  karena luka tembak didada dan punggungnya.
Ia menjadi penerbang pesawat tempur amerika pertama yang dianugerahi medali kehormatan 'Medal Of Honor'.
No.1 : Thomas A. Baker (1944)

Saat   hari terakhirnya, Baker menyadari klo dia beserta pasukannya kini    berhadapan sama 5.000 lebih tentara jepang bersenjata lengkap + bayonet.    Terkepung dari tiga arah sekaligus, baker bersiap untuk melakukan    serangan.
Gelombang  serangan pertama dari tentara jepang  membuatnya mendapatkan  luka yang  cukup serius, saat pelurunya habis dia  menggunakan apapun yang  ada  didepannya sebagai senjata, bahkan dia  sempat menghajar beberapa  musuh  dengan tangan kosong. Karena terluka  parah, Baker lalu ditandu  dari  medan pertempuran. Saat itu hampir semua  tentara Amerika terpaksa   dipukul mundur, tapi Baker rupanya menyadari  dirinya yang terluka hanya   akan memperlambat pasukannya. Satu  permintaan terakhir, dia minta   diturunkan dan dibaringkan kebelakang  pohon, berbekal sepucuk pistol   Colt 1911 terisi 8 peluru penuh dia  menyuruh semua pasukannya untuk   segera mundur secepat mungkin.
Saat   Amerika berhasil merebut pulau Saipan dibulan itu juga, mereka    menemukan jasad Baker masih bersender di tempat yang sama saat mereka    tinggalkan. Pistol Colt 1911 yang dipegangnya telah kosong. Didepannya    kini tergeletak 8 tentara Jepang yang tewas, sama seperti jumlah peluru    yang dimiliki baker disaat terakhirnya..
Klo  diliat ternyata  kisah Baker mirip sama Agis yah, sama' mementingkan   nyawa pasukan  daripada keselamatan dirinya sendiri. Sekali lagi, salut   buat kedua  orang ini.
Sumber : http://unik-asik.blogspot.com/2010/08/7-prajurit-paling-gokil-yg-mati-di.html
