Namun, jurnal Nature terbitan terbaru untuk pertama kalinya memublikasikan hasil penelitian yang berhasil mengungkap warna sebenarnya satu spesies dinosaurus. Hasilnya, dinosaurus itu bukan berwarna gelap, melainkan cerah antara coklat kemerahan dan kuning emas. Bahkan, artistik dengan warna ekornya yang belang-belang hitam.
Itulah warna sebenarnya Sinosauropteryx, jenis dinosaurus pemakan daging yang ukuran tubuhnya sebesar kalkun. Fosilnya ditemukan pada tahun 1996 di formasi Yixian, China, dari lapisan sedimen yang berusia 130-123 juta tahun. Penemuannya menarik perhatian karena di fosilnya terlihat bagian yang mirip bulu burung. Bentuk belang-belang juga sudah terlihat kasatmata di ekornya.
Hal tersebut sempat memicu perdebatan karena ada ilmuwan yang menduga bagian mirip bulu sebenarnya bekas kolagen dari ekornya. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa di sepanjang ekornya ditemukan melanosome, struktur subseluler yang membawa pigmen.
Melanosome selama ini hanya ditemukan di bulu burung dan tidak di bagian kolagen. Bulu burung mengandung eumelanin yang menghasilkan pigmen warna hitam dan abu-abu serta phaomelanin yang menghasilkan warna coklat kemerahan hingga kuning. Keduanya ternyata juga ditemukan di fosil Sinosauropteryx.
'Kedua tipe melanosome yang ditemukan dalam penelitian terakhir menunjukkan bukti empiris pertama untuk merekonstruksi warna dan pola warna dinosaurus dan fosil burung di China,' tulis Fucheng Zhang dan koleganya dari Institut Paleontologi Vertebrata dalam jurnal ilmiahnya.
Temuan itu sekaligus menguatkan pendapat bahwa struktur mirip rambut tersebut mungkin protofeather (bulu purba). Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung pendapat bahwa Sinosauropteryx mungkin satu jalur keturunan dengan burung saat ini.