The city was on alert following a clash between a Bugis group and a Tidung (Tarakan indigenous people) group on Sunday night. The Jakarta Post
Ketegangan masih terjadi di Tarakan, dalam foto juga terlihat pemakaman salah satu korban kerusuhan
Kabar terakhir situasi hingga tengah malam tadi masih mencekam menyusul terjadinya bentrok susulan yang melibatkan dua kelompok warga yang bertikai. Konsentrasi massa hingga Rabu (29/9/2010) malam ini masih terlihat di sejumlah lokasi. Sejak pagi hingga sore tadi, ribuan massa dari salah satu kelompok yang bertikai memadati sejumlah ruas jalan di kota Tarakan. Mereka selanjutnya berkumpul di kantor Persatuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka), Kota Tarakan.
Beberapa kelompok masa melakukan aksi sweeping
Massa selanjutnya mendatangi Polresta Tarakan dan mendesak polisi menangkap pelaku pembunuhan terhadap Abdullah (45) seorang tokoh masyarakat di Jumawa Permai, Tarakan Utara, Kaltim. Hanya beberapa jam setelah massa berkumpul di Polresta Tarakan, sebuah rumah dibakar massa. Rumah itu hanya berjarak beberapa puluh meter dari Polresta Tarakan.
Situasi pun makin mencekam. Ratusan warga langsung mengungsi karena takut konflik antarkelompok makin meluas. Di tempat terpisah, seorang warga dilaporakn tewas setelah terlibat bentrok dengan kelompok warga lainnya di simpang jalan Grand Tarakan Mall.
Aparat berusaha menormalisasi kondisi kota tarakan pasca rusuh
Wali Kota Tarakan H Udin Hianggio kembali mengatakan bahwa pemerintah kota bersama aparat keamanan terkait tidak akan diam begitu saja dengan kondisi keamanan. Diakuinya, sejak kemarin pihak kepolisian sudah melakukan upaya preventif dengan melakukan penyitaan terhadap senjata tajam yang digunakan warga tidak pada tempatnya. “Saya terus berupaya mendekati kelompok-kelompok masyarakat untuk memberikan rasa keamanan di Tarakan. Intinya, kami meminta agar semua bisa menahan diri,” katanya.
Ditemui terpisah, Kapolres Tarakan AKBP Dharu Siswanto membenarkan jika sejak kemarin Polres Tarakan dan Brimob Polda Kaltim melakukan langkah preventif dengan melakukan penyitaan sajam. Itu dilakukan dengan tujuan jangan sampai salah satu kelompok masyarakat melakukan sweeping secara sepihak di jalan-jalan.
Jika ditemukan, maka kapolres berjanji sajam langsung akan diambil dan disita oleh petugas. Untuk mendapati sajam ini, polisi rutin melakukan patroli di jalan-jalan dan lokasi-lokasi yang dianggap rawan. “Supaya suasana yang sudah kondusif itu jangan diperkeruh dengan hal-hal yang demikian,” kata Dharu.
Dirinya juga menghimbau kepada seluruh warga di Tarakan agar jangan sampai terpengaruh dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab yang banyak beredar saat ini. Meski terus melakukan penyitaan, Polres Tarakan belum dapat memastikan sudah berapa banyak sajam yang diamankan. “Jumlah persisnya memang belum ada. Untuk itu kami juga mengimbau supaya warga tidak membawa sajam tidak pada tempatnya,” katanya mengingatkan.
Saat ini memang ada beberapa titik lokasi yang rawan dan berpotensi konflik. Seperti di Kelurahan Mamburungan, Juata Permai, Pasar Beringin dan wilayah kota. Untuk memperkuat petugas keamanan di Tarakan, saat ini Polres Tarakan sudah dibantu dengan adanya penambahan personel baik dari Polres Bulungan, Polres Nunukan Nunukan, Brimob Malinau dan beberapa unit dari Polda Kaltim. Meski begitu, kapolres enggan menyebutkan berapa jumlah polisi yang disiagakan.
Semoga kota Tarakan segera pulih dan normal, kedamaian kembali bersemi dan tumbuh di hati para warganya yang terdiri dari beragam ethnis, dapat hidup berdampingan dan bersaudara, mengutip pepatah dari Sulawesi Utara “Torang Kita Samua Basudara”
sumber : http://ruanghati.com/2010/09/29/update-situasi-tarakan-pasca-rusuh-suasana-masih-mencekam/