BENGKALIS, KOMPAS.com - Puluhan gajah Sumatera atau Elephas maximus sumatranus agaknya merasa kerasan menetap di perkebunan warga Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Diduga kuat, itu akibat keterbatasan makanan di hutan lepas dan hutan konversi. Dulu, kehadiran gajah itu menjadi momok bagi warga Desa Petani karena perilakunya yang liar. Mereka sering merusak bukan hanya ladang tapi juga rumah warga.
Tak jarang ada warga yang nyaris terinjak-injak makhluk besar itu. Warga pun sering mengeluh kepada pemerintah supaya membantu untuk mengusir gajah-gajah itu, atau warga akan bertindak dengan caranya sendiri; membunuh beramai-ramai.
Kepala Desa Petani, Rianto, mengatakan di Bengkalis, Selasa (11/5/2010), bertahannya gajah di perkebunan sawit dan palawija milik warga tersebut sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.
Kendati demikian, menurut Rianto, sejumlah warga tetap melakukan aktifitas bertani karena kawanan gajah itu sudah mulai jinak dan tidak menyerang warga disekitarnya. "Gajah-gajah itu sudah biasa melihat manusia. Kalau tidak diganggu, gajah itu juga diam saja," katanya.
Biasanya, kata Rianto, kawanan gajah itu terus masuk ke perkebunan warga secara rutin dan memakan sebahagian tanaman sawit dan palawija dan bertahan hingga 6 sampai 8 jam sebelum kemudian balik ke hutan dan kembali keesokan harinya secara rutin.
"Kegiatan gajah itu terus-menerus setiap harinya, sudah seminggu ini," kata Rianto. Salah seorang warga Desa Petani, Juneiar (40), justru mengangap kehadiran gajah itu mendatangkan keuntungan.
Alasannya, bisa menarik perhatian pengunjung domestik yang ingin menyaksikan secara langsung kawanan hewan bertubuh bongsor itu.
"Biarkan saja gajah itu tinggal di desa ini, karena kalau dilihat ada sisi positifnya, desa ini jadi memiliki ciri khas tersendiri, dan bukan tidak mungkin akan menjadi kawasan konversi terbuka," katanya.
Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau Trisnu Danisworo, mengatakan, kawasan Desa Petani adalah daerah lintasan gajah Sumatera dari Suaka Margasatwa Balai Raja, Bengkalis.
Gajah terus masuk ke kawasan pemukiman dan terkadang menimbulkan konflik dengan warga sekitarnya karena habitat gajah yang terus menyempit akibat alih fungsi lahan dan keterbatasan sumber makanan.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengirim tim berikut dua ekor gajah latih untuk membantu warga Desa Petani menghalau gajah liar melintas di daerah padat pemukiman.
sumber : kompas.com