Hasil studi terbaru menunjukkan, peningkatan konsumsi batubara pada dekade terakhir ternyata berhasil menahan pemanasan global. Bagaimana bisa?
Pada 2005 dan 2010 dinyatakan sebagai tahun terpanas dalam sejarah, skeptis yang menyatakan tak adanya kenaikan dari 1998-2008 membantah pandangan Bumi memanas akibat emisi gas rumah kaca.
Profesor Dr Robert Kaufmann di Boston University mengaku termotivasi melakukan penelitian setelah ada skeptis yang menghampirinya saat di forum publik. Skeptis ini mengaku melihat Fox News dan mengetahui suhu tak meningkat selama dekade ini.
“Semua sumber yang saya baca tak memberi jawaban cepat untuk menjelaskan kontradiksi ini. Saya tahu konsentrasi karbondioksida meningkat,” papar Kaufmann.
Hasil studi gabungan Amerika Serikat dan Finlandia yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences ini menyatakan batubara bisa dijadikan ‘pendingin’.
“Pendinginan bisa terjadi karena emisi belerang dari batubara bisa berperan sebagai pendingin,” ujarnya.
Pembakaran batubara melonjak di dekade terakhir, terutama China yang ekonominya tumbuh sangat pesat. Batubara mengeluarkan belerang yang mampu menghentikan sinar matahari agar tak mencapai Bumi.
Kaufmann mengakui adanya preseden emisi gas rumah kaca yang melonjak pasca Perang Dunia II di negara-negara Barat dan Jepang.
"Di saat bersamaan, emisi sulfur meningkat pesat dan ‘menangkis’ banyak efek gas rumah kaca,” kata Kaufmann seperti dilaporkan Strait Times.
Suhu global meningkat setelah awal 1970-an saat negara-negara maju mulai mengekang emisi sulfur, papar hasil studi itu. Konsumsi batubara global kembali meningkat 26% pada 2003-2007 dan China menyumbang lebih dari tiga perempat peningkatan tersebut.