Sebuah kelompok Muslim bernama "MyPeace" (Damai Milikku) saat ini sedang mengkampanyekan kehidupan harmonis antara penganut agama Islam dengan pemeluk Nasrani. Salah satu wujudnya adalah memasang papan iklan di tempat umum dengan tulisan provokatif, yakni "Yesus Nabi Islam".
Billboard bertajuk Jesus a Prophet of Islam memicu pro kontra
Papan iklan itu pertama kali berdiri di Kota Sydney, di atas bangunan sebuah toko ban dekat perempatan jalan. Menurut pendiri MyPeace, Diaa Muhammad, pihaknya akan memasang papan iklan serupa berikutnya di Kota Adelaide. Sebanyak 64 persen dari 22,6 juta penduduk Australia adalah penganut Kristen. Islam merupakan agama terbesar ketiga setelah Buddha dengan jumlah 1,7 persen.
Tentu saja, papan iklan "Yesus Nabi Islam" itu menimbulkan kontroversi di masyarakat Negeri Kanguru itu. Sejumlah orang yang tidak suka mulai melakukan perusakan terhadap tempat-tempat ibadah kedua agama. Sebanyak 65 protes sudah disampaikan kepada Biro Standar Iklan Australia agar pemasangan papan iklan semacam itu dilarang.
Namun, otoritas iklan Australia menolak semua keluhan itu dengan alasan kebebasan berpendapat dalam negara demokrasi. Salah satu pendukung ide iklan itu menyatakan, "Tentu tidak akan ada kesempatan sebuah papan iklan "Yesus Putra Tuhan" terpampang di Iran."
Kampanye harmonisasi Islam-Kristen yang dilancarkan Diaa Muhammad ini mendapat tanggapan positif dari seorang pendeta bernama Ian Powell. Keduanya lantas kerap bertemu untuk membahas soal agama dan ekstremisme. Menurut Diaa, sebagai bagian memberikan pemahaman soal Islam terhadap penganut agama lain, kantornya membagikan Al-Quran gratis bagi siapa saja yang memerlukan. "Telepon sekarang, operator kami siap membantu," katanya.
Billboard bertajuk Jesus a Prophet of Islam memicu pro kontra
Papan iklan itu pertama kali berdiri di Kota Sydney, di atas bangunan sebuah toko ban dekat perempatan jalan. Menurut pendiri MyPeace, Diaa Muhammad, pihaknya akan memasang papan iklan serupa berikutnya di Kota Adelaide. Sebanyak 64 persen dari 22,6 juta penduduk Australia adalah penganut Kristen. Islam merupakan agama terbesar ketiga setelah Buddha dengan jumlah 1,7 persen.
Tentu saja, papan iklan "Yesus Nabi Islam" itu menimbulkan kontroversi di masyarakat Negeri Kanguru itu. Sejumlah orang yang tidak suka mulai melakukan perusakan terhadap tempat-tempat ibadah kedua agama. Sebanyak 65 protes sudah disampaikan kepada Biro Standar Iklan Australia agar pemasangan papan iklan semacam itu dilarang.
Namun, otoritas iklan Australia menolak semua keluhan itu dengan alasan kebebasan berpendapat dalam negara demokrasi. Salah satu pendukung ide iklan itu menyatakan, "Tentu tidak akan ada kesempatan sebuah papan iklan "Yesus Putra Tuhan" terpampang di Iran."
Kampanye harmonisasi Islam-Kristen yang dilancarkan Diaa Muhammad ini mendapat tanggapan positif dari seorang pendeta bernama Ian Powell. Keduanya lantas kerap bertemu untuk membahas soal agama dan ekstremisme. Menurut Diaa, sebagai bagian memberikan pemahaman soal Islam terhadap penganut agama lain, kantornya membagikan Al-Quran gratis bagi siapa saja yang memerlukan. "Telepon sekarang, operator kami siap membantu," katanya.