Kenapa seseorang bersikap posesif? Apa yang menyebabkan seseorang menjadi posesif? Posesif tentu bukan sebuah pilihan. Bukan juga sebuah penyakit turunan atau faktor bawaan (genetik). Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang menjadi posesif, bersikap posesif. Atau menjadi seseorang yang posesif terhadap pasangannya.
1. Terlalu cinta
Sesuatu yang berlebihan memang kerap menjadi bumerang. Termasuk dalam hal cinta. Hidup berjalan dengan cinta, tapi cinta sendiri adalah racun bila over dosis. Nah, rasa cinta yang berlebihan itu bisa mendorong seseorang menjadi posesif.
Sesuatu yang berlebihan memang kerap menjadi bumerang. Termasuk dalam hal cinta. Hidup berjalan dengan cinta, tapi cinta sendiri adalah racun bila over dosis. Nah, rasa cinta yang berlebihan itu bisa mendorong seseorang menjadi posesif.
2. Takut kehilangan
Perasaan takut kehilangan yang begitu besar terhadap orang yang dicintai dapat menyebabkan seseorang bersikap posesif terhadap pasangannya tersebut. Bahkan cenderung melakukan berbagai macam cara untuk untuk mempertahankannya.
Perasaan takut kehilangan yang begitu besar terhadap orang yang dicintai dapat menyebabkan seseorang bersikap posesif terhadap pasangannya tersebut. Bahkan cenderung melakukan berbagai macam cara untuk untuk mempertahankannya.
3. Pernah gagal dalam menjalin hubungan
Pengalaman seseorang yang gagal dalam hubungan sebelumnya, membuatnya lebih bersikap protktif terhadap pasangan yang sekarang. Tidak ingin gagal lagi (trauma) bersikap posesif adalah satu-satunya cara paling aman untuk mepertahankan hubungan, menurutnya.
Pengalaman seseorang yang gagal dalam hubungan sebelumnya, membuatnya lebih bersikap protktif terhadap pasangan yang sekarang. Tidak ingin gagal lagi (trauma) bersikap posesif adalah satu-satunya cara paling aman untuk mepertahankan hubungan, menurutnya.
4. Pernah dikhianati
Perasaan sakit hati, patah hati karena dikhianati dalam hubungan cinta yang terdahulu selalu membekas dalam diri seseorang. Tidak mau mengalami nasib serupa, mereka memilih untuk bersikap posesif agar tidak disakiti lagi. Mengekang, mengatur dan memperlakukan pasangan sesuai dengan keinginannya.
Perasaan sakit hati, patah hati karena dikhianati dalam hubungan cinta yang terdahulu selalu membekas dalam diri seseorang. Tidak mau mengalami nasib serupa, mereka memilih untuk bersikap posesif agar tidak disakiti lagi. Mengekang, mengatur dan memperlakukan pasangan sesuai dengan keinginannya.
5. Kehilangan figur yang disayangi
Kehilangan figur atau sosok yang disayangi dan yang menyayangi memberikan dampak psikologis yang luar biasa bagi sebagian orang. Misalnya kehilangan sosok Ayah atau Ibu. Ketika mereka menjalin hubungan dan menemukan sosok, figur tersebut dalam diri pasangannya, Maka yang terjadi adalah sikap posesif sebagai sebah bentuk proteksi agar dia tidak kehilangan lagi.
Kehilangan figur atau sosok yang disayangi dan yang menyayangi memberikan dampak psikologis yang luar biasa bagi sebagian orang. Misalnya kehilangan sosok Ayah atau Ibu. Ketika mereka menjalin hubungan dan menemukan sosok, figur tersebut dalam diri pasangannya, Maka yang terjadi adalah sikap posesif sebagai sebah bentuk proteksi agar dia tidak kehilangan lagi.
6. Mencium tanda kehadiran orang ketiga
Seseorang bisa bersikap posesif terhadap pasangannya ketika dia mencium adanya tanda-tanda kehadiran orang ketiga dalam hubungan mereka. Menemukan benih-benih perselingkuhan. Sikap posesif dimaksdkan untuk mempertahankan keutuhan hubungannya.
Seseorang bisa bersikap posesif terhadap pasangannya ketika dia mencium adanya tanda-tanda kehadiran orang ketiga dalam hubungan mereka. Menemukan benih-benih perselingkuhan. Sikap posesif dimaksdkan untuk mempertahankan keutuhan hubungannya.
7. Sudah merasa memiliki
Sebagian orang beranggapan ketika menjalin hubungan dengan seseorang, mereka sudah menguasai orang tersebut (pasangan) sepenuhnya. Padahal, setiap individu adalah bebas, merdeka. Apalagi kala hubngan itu bar sebatas hubungan yang belum resmi semisal pacaran.
Sebagian orang beranggapan ketika menjalin hubungan dengan seseorang, mereka sudah menguasai orang tersebut (pasangan) sepenuhnya. Padahal, setiap individu adalah bebas, merdeka. Apalagi kala hubngan itu bar sebatas hubungan yang belum resmi semisal pacaran.
SUMBER