Insiden itu bertambah banyak di India karena meningkatnya urbanisasi dan semakin padatnya lalu lintas. Keberhasilan program ini dikatakan tergantung pemilik anjing dalam mendonorkan darah hewan peliharaannya. 'Ini merupakan bank darah pertama di negeri ini,' ujar P Thangaraju, Wakil Rektor Universitas Tamil Nadu.
Dia mengatakan banyak anjing kehilangan nyawanya karena fasilitas bank darah tidak ada di India. 'Anjing sering terluka tidak hanya karena melintas jalan tetapi juga di dan sekitar banyak apartemen,' katanya.
Dr Thangaraju mengatakan kurangnya ketersediaan darah menjadi penyebab utama kematian anjing khususnya yang memerlukan operasi. Menurut dia, imbauan bagi relawan untuk datang mendonorkan darah dari anjing miliknya 'membesarkan hati' meskipun dia memperkirakan perlunya waktu sebelum persediaan darah itu cukup memuaskan.
Meskipun tidak ada rencana untuk membuat bank darah secara komersial, universitas itu berencana menyediakan darah yang dikatakan Dr Thangaraju dijual 'dengan harga murah'. Dikatakan pula penyimpanan darah sama dengan darah manusia dan jarum suntik diperhatikan agar yang memberikan darah bebas infeksi.
Anjing-anjing berusia satu sampai delapan tahun dengan berat badan sekitar 20 kilogram dianggap bisa menyumbangkan darahnya. Setiap anjing maksimum bisa menyumbangkan darahnya sampai 300 mililiter.
Anjing sehat, kata Dr Thangaraju bisa menyumbangkan darahnya empat sampai enam kali per tahun. Angka yang diumumkan universitas itu menunjukkan bahwa 100 ribu hewan peliharaan setiap tahun dirawat oleh rumah sakit hewan di India.