Zat radioaktif di atas batas normal mulai terdeteksi di ibukota Jepang, Tokyo, diduga akibat ledakan tiga reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di prefektur Fukushima.
Reaktor Nuklir jepang |
Sairi Koga, petugas dari pemerintahan Metropolitan Tokyo, dilansir dari laman Associated Press, Selasa, 15 Maret 2011, mengatakan ada aktivitas peningkatan radiasi di kota yang berpenduduk 39 juta orang tersebut.
Tokyo terletak sekitar 250km sebelah barat daya dari lokasi PLTN. Diduga, radiasi terbawa oleh angin yang bertiup dari utara ke selatan melalui Tokyo.
Kadar radiasi di udara meningkat pasca ledakan pada tiga reaktor nuklir di instalasi PLTN Dai-ichi, prefektur Fukushima. Di tempat tersebut, pendingin reaktor mati akibat padamnya arus listrik. Dikhawatirkan, inti reaktor akan meleleh yang dapat menyebarkan radiasi lebih besar lagi.
Sebanyak 170.000 orang dari radius 20km dari lokasi itu telah diungsikan. Sementara itu, warga yang berada di radius lebih jauh diperintahkan tetap berada di dalam rumah, dan tidak keluar.
Kantor berita Kyodo mengungkapkan peningkatan tingkat radiasi juga terjadi di beberapa wilayah di Jepang. Di prefektur Ibaraki, dekat dengan Fukushima, kadar radiasi mencapai 100 kali lipat lebih tinggi dari biasanya.
Di prefektur Kanagawa, tingkat radiasi 10 kali lipat lebih tinggi dari biasanya. Sama halnya dengan prefektur Saitama, didaerah ini radiasi mencapai 40 kali lipat lebih tinggi.
Ichihara, prefektur Chiba, radiasi dua sampai empat kali lipat peningkatannya. Sementara itu, di prefektur Tochigi, radiasi meningkat 33 kali lipat.
Source Unikaja.com